Massa penolak semen kembali demo di Kantor Bupati Rembang, Senin (18/9)/Rom |
REMBANG, REMBANGCYBER.COM - Puluhan massa yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) kembali menggelar aksi di depan Kantor Bupati Rembang, Jawa Tengah, Kamis (14/9) siang. Mereka menuntut penutupan pabrik semen milik PT Semen Indonesia yang berada di wilayah Bukit Bokong, Desa Kadiwono, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang.
Aksi ini merupakan aksi lanjutan yang dilakukan pada Kamis (14/9) lalu. Saat itu massa pendemo gagal bertemu Bupati Rembang, Abdul Hafidz lantaran bupati tengah dinas luar daerah.
Massa mempersoalkan penambangan di Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih yang merupakan kawasan bentang alam karst. Massa meminta penambangan dihentikan sesuai rekomendasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).
Koordinator aksi, Joko Prianto mengatakan, sesuai Perda Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW), CAT Watuputih tidak boleh ditambang dan KLHS juga merekomendasikan hal itu.
“KLHS sudah jelas merekomendasikan CAT Watuputih tidak boleh ditambang. Perda Nomor 14 Tahun 2011 juga sudah menyebutkan tidak boleh ditambang. Kenapa Pemerintah masih mengeluarkan izin tambang,” katanya.
Lima orang perwakilan massa diterima Bupati Rembang Abdul Hafidz. Turut hadir juga Kepala Bappeda, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan perwakilan PT Semen Indonesia.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz berharap kepada semua pihak untuk menunggu hasil kajian KLHS tahap kedua yang saat ini masih berlangsung.
"Hasil kajian KLHS tahap pertama masih bersifat analisis, sedangkan pada tahap kedua merupakan bagian dari pembuktian,. Sehingga apapun keputusannya nanti semua pihak wajib menaati," ucapnya.
Kepala Bidang Fisik dan Prasarana pada Bappeda Kabupaten Rembang Sugiarto yang turut menemui perwakilan massa pendemo mengatakan, tidak semua cekungan air tanah merupakan kawasan lindung.
Menurutnya, cekungan air tanah ada yang dilindungi, tetapi ada yang bisa dibudidayakan.
“Karena pertimbangan itu, maka ketika pabrik semen mengajukan izin, yang kami setujui hanya 854 hektare dari permohonan lebih dari 1.000 hektare,” terang Sugiarto.
Humas PT Semen Gresik Sugiyanto mengakui bahwa pabrik semen Rembang sudah beroperasi.
“Penelitian lanjut memang sedang dilakukan oleh Badan Geologi Kementerian ESDM atas CAT Watuputih. Namun sembari menanti hasil kajian itu, pabrik boleh beroperasi dengan tidak menambang dulu,” katanya.
Sugiyanto menambahkan, material bahan baku semen dibeli dari pihak lain diantaranya PT Amir Hajar Kilsi, PT Bumi Redjo Tirta Kencana, PT Sari Bumi, dan Sekar Kedaton.
“Kami tidak menambang sendiri. Soal peledakan, memang benar ada. Tetapi bukan terkait aktivitas penambangan atau untuk menambang, melainkan pelebaran akses atau jalan tambang,” tegasnya. (Rom)
Kirim Komentar: