Kepala Departemen Pendukung Opersaional Semen Gresik di Rembang saat gathering dengan wartawan Rembang. (Rom/Rembangcyber) |
Kepala Departemen Pendukung Operasional PT Semen Gresik di Rembang, Gatot Mardiana mengatakan, saat ini terdapat 15 perusahaan semen di Indonesia. Jumlah ini meningkat dibandingkan lima tahun silam, yang hanya 9 perusahaan.
"Hal ini berdampak pada terjadinya oversupply semen di pasar sehingga memicu ketatnya persaingan. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi Semen Indonesia untuk terus bersaing di tengah kuatnya gempuran produk semen pabrikan asing di pasar nasional," terang Gatot, Selasa (24/9/2018) malam.
Meski demikian, tambah Gatot, patut disyukuri permintaan pasar nasional terhadap produk semen dari Semen Indonesia cukup tinggi mencapai 42 persen. Hal itu disebabkan adanya loyalitas masyarakat untuk meggunakan semen yang di produksi oleh perusahaan pelat merah ini.
"Yang di Rembang ini strategi untuk meningkatkan capacity group.Rembang jadi pabrik yang paling muda," tambahnya.
Kendati market share SI di pasar semen nasional tetap tinggi, di kisaran 42 persen namun profit bersih perusahaan menurun akibat penurunan harga semen di pasaran.
Gatot menambahkan, penurunan harga semen dalam tiga tahun terakhir lebih dipicu karena banyaknya pemain semen besar masuk ke Indonesia.
Tiga pabrikan semen besar di dunia turut memasok produknya ke pasar Indonesia, salah satunya adalah pabrikan semen dari China, Anhui Conch. Korporasi semen dari negeri tirai bambu ini memiliki pabrik di Banten, Kalimantan, dan Papua.
"Saat ini pasar semen nasional terjadi oversupply sekitar 40 juta ton," pungkasnya. (Rom)
Kirim Komentar: