![]() |
Muhammad Nuruzzaman (tengah) dan Alto Luger (kanan) saat bedah buku. (Rom/Rembangcyber) |
REMBANGCYBER.NET, KOTA - Dasar negara Pancasila adalah sudah final dan itu yang terbaik untuk bangsa Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika yang mencerminkan kebangsaan tak akan tergantikan oleh apa pun, dan itu juga harus dijaga.
Hal tersebut ditegaskan oleh Komandan Densus 99 Banser yang juga Ketua Bidang Kajian Strategis Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Mohammad Nurruzaman dalam diskusi dan bedah buku Pancasila Vs Khilafah, ancaman Hizbut Tahrir terhadap ideologi negara di Pondok Pesantren Raudlatut Thulab 2, Sawahan, Rembang, Senin (18/11/2019) malam.
"Karenanya, keputusan pemerintah untuk membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang selama ini mengusung konsep negara khilafah adalah keputusan yang tepat," tegasnya.
Bedah buku yang diselenggarakan PC GP Ansor Rembang ini berlangsung gayeng. Seratusan peserta antusias mengikuti paparan yang disampaikan narasumber.
![]() |
Ketua PC GP Ansor Rembang, H Nadhief Shidqi (tengah). (Rom/Rembangcyber) |
Muhammad Nurruzaman yang biasa dipanggil Bib Zaman juga menegaskan Nahdlatul Ulama (NU) dalam hal ini GP Ansor selaku badan otonom NU sangat berkomitmen untuk menjaga NKRI dengan Pancasila sebagai dasar negara.
"NKRI dan Pancasila merupakan kesepakatan bersama para pendiri bangsa dalam hal ini termasuk di dalamnya para muassis NU. Karenanya menjaga Pancasila dan NKRI adalah tanggung jawab kita bersama," imbuhnya.
Bib Zaman secara gamblang menerangkan bagaimana Hizbut Tahrir sebelum dilarang di Infonesia, sudah terlebih dahulu dilarang di banyak negara di Timur Tengah.
Hal itu disebabkan karena tujuan Hizbut Tahrir jelas-jelas ingin mengganti bentuk negara yang sah dengan mengusung khilafah.
Selain Muhammad Nuruzzaman, bedah buku juga menghadirkan narasumber pengamat Timur Tengah, Alto Luger.
Alto Luger yang selama ini sering blusukan di banyak negara di Timur Tengah secara lebih gamblang memperinci bagiamana Hizbut Tahrir melakukan siasatnya untuk mencapai tujuan.
Dikatakannya, Hizbut Tahrir memiliki tiga tahapan dalam mendirikan negara khilafah.
Tahapan pertama adalah penguatan kader (marhalah al-tathqif).
Kedua, tahapan interaksi (marhalah tafa'ul ma'a al-naas) dengan infiltrasi ke militer, polisi, institusi politik, dan lembaga pemerintahan lainnya.
Tahap ketiga adalah menciptakan momentum untuk melakukan revolusi atau istislam al-hukmi dengan menjatuhkan pemerintahan yang sah.
"Caranya, mereka melakukan agitasi dengan menciptakan konflik antara pendukung dan penolak khilafah. Setelah terjadi chaos, mereka akan menjatuhkan pemerintahan yang sah," ucapnya.
Buku Pancasila Vs Khilafah ditulis oleh Muhammad Nuruzzaman dan Syaiful Arif. Buku setelabal 162 halaman ini menguak ancaman nyata Hizbut Tahrir terhadap ideologi suatu negara. Buku ini diterbitkan oleh CV Aksarasatu.
Ketua PC Ansor Rembang, H Nadhief Shidqi mengatakan dengan diadakannya diskusi dan bedah buku ini diharapkan dapat memberikan gambaran jelas dan nyata kepada semua kader Ansor terkait ancaman Hizbut Tahrir Indonesia terhadap Pancasila dan NKRI.
"Ini memberikan gambaran jelas bagaimana seharusnya semua kader harus bersikap. Yang pasti, kita satu komando untuk menjaga Pancasila dan NKRI," ucap Gus Nadhief Shidqi. (Rom)
Kirim Komentar: