Cuaca terlalu panas, pertumbuhan tembakau kurang optimal. (RC/Am)
Rembang, RC - Petani tembakau di Kabupaten Rembang mengaku kesulitan memacu pertumbuhan tanaman tembakaunya. Pasalnya cuaca yang sangat panas dan tak turunnya hujan sebulan terkahir membuat sejumlah tanaman menjadi layu.
Salah seorang petani Tembakau di Desa Glebeg Kecamatan Sualng, Idris, mengaku saat ini tanaman tembakaunya banyak yang layu. Hal itu disebabkan cauaca yang sangat panas.

"Banyak yang layu karena mengalaimi kekeringan akibat cuaca panas. Sementara untuk siraman relatif kurang karena keterbatasan dana untuk membeli air dari truk tangki. Kalau buat belik (sumur resapan), di sini tidak keuar airnya, jadi ya harus beli," ucapnya, Selasa (30/6/2015).

Hal sama juga dikatakan Jadi, petani tembakau asal Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bulu. Cuaca yang sangat panas belakangan membuat pertumbuhan tanaman tembaku kurang normal.

"Petani berharap ada gerimias atau hujan ringan biar tembakau subur. Kalau begini terus, tembakau yang masih kecil mati layu. Untuk penyelamatan, terpaksa buat belik resapan atau mendatangkan mobil tangki," ucapnya.

Petani bisanya membuat sumur resapan untuk menyirami tembakau. Tapi kalau cuaca panas seperti ini, sumur resapan pun sudah tak keluar airnya sehingga petani terpaksa harus membeli air tangki.

Satu tangki harganya berkisar Rp130 ribu hinggga Rp150 ribu, tergantung kondisi lahan.

"Ya mau tidak mau, biaya membengkak. padahal paling tidak kita siram seminggu seklai agar tanaman tidak layu," tambahnya. (RC-1)

Kirim Komentar: