REMBANG, rembangcyber.com -
Ribuan warga di sekitar kawasan proyek pembangunan pabrik semen PT Semen Indonesia (Persero) di Bukit Bokong, perbatasan Kadiwono-Gunem melakukan aksi unjuk rasa di Halaman Kantor Bupati Rembang, Kamis (22/12).

Mereka berasal dari Desa Kajar, Timbrangan, Tegaldowo, dan Pasucen Kecamatan Gunem serta Desa Kadiwono Kecamatan Bulu yang merupakan kawasan ring satu.

Massa berdatangan dengan menumpang puluhan truk. Mereka berkumpul di Alun-alun Rembang.

Selanjutnya massa long march menuju Halaman Kantor Bupati Rembang.

Aksi tersebut sempat membuat macet arus kendaraan di jalur Pantura. Namun kemacetan ini cepat diurai jajaran Satlantas Polres Rembang.

Para pendemo membentangkan berbagai spanduk berisikan dukungan terhadap berdiri dan beroperasinya pabrik semen.

Dwi Joko Supriyanto, salah seorang warga Desa Tegaldowo Kecamatan Gunem dalam orasinya mengatakan sebagian besar warga resah dengan putusan MA. Pasalnya, dari putusan itu banyak dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu bahwa pabrik semen akan ditutup alias tidak beroperasi.

“Selama ini masyarakat yang mendukung hanya diam. Tapi kali ini kami bersuara karena mayoritas warga di sekitar pabrik sangat mendukung berdirinya pabrik semen. Kami heran, dari putusan MA disebutkan kurangnya sosialisasi dan ada 2.501 warga yang menolak pabrik semen. Itu yang menolak banyak warga Blora dan namanya fiktif. Ada yang pekerjaannya power ranger, presiden, dan copet terminal,” katanya.

Dwi Joko menambahkan, 95 persen warga Rembang mendukung pabrik semen. Sedangkan yang tidak mendukung sekitar lima persen.

“Kami mohon Pemkab bisa menyampaikan hal ini kepada Pusat. Kami semua yang ada di sini adalah warga Rembang, tidak ada yang dari luar daerah,” tambahnya.

Setelah berorasi, perwakilan massa diterima Bupati Rembang Abdul Hafidz, Wakil Bupati Bayu Andriyanto, Sekda Subakti dan Kapolres Rembang AKBP Sugiarto.

Setelah berdialog, bupati menyempatkan diri menemui para demonstran. Kepada para demonstran bupati berpesan agar tetap menjaga kerukunan kepada siapapun termasuk kepada yang menolak semen.

“Mari membaca alfatihah. Semoga aspirasi bapak ibu dikabulkan. Yang penting bapak ibu dengan yang kontra yang rukun. Mereka juga punya hak menyampaikan aspirasi,” ujarnya. (Rom)

Kirim Komentar: