“Dari 14 kecamatan, 9 kecamatan diantaranya ada gunung. Jadi kerawanan longsor perlu diantisipasi. Kemudian laut kita panjangnya 63 kilometer, rawan abrasi. Bencana kan nggak bisa diprediksi. Tapi semoga ya nggak ada bencana," pungkas Hafidz. (AM).
Simulasi tanggap bencana di Embung Banyukuwung, Sudo Kecamatan Sulang. (Rom/Rembangcyber)

REMBANGCYBER.net, SULANG - Polres Rembang bekerjasama dengan Pemkab Rembang melaksanakan simulasi penanganan bencana banjir,  di kawasan Embung Banykuwung, Desa Sudo Kecamatan sulang, Rabu (15/1/2020). Simulasi digelar sebagai upaya mengantisipasi terjadinya bencana alam di Kabupaten Rembang.

Kapolres Rembang AKBP Dolly A Primanto mengatakan, simulasi penanggulangan bencana alam dilakukan untuk memastikan kesiapan anggota dan semua pihak yang terkait ketika benar-benar terjadi bencana alam.

"Penanggulangan bencana sebuah proses yang dinamis. Kebijakan penanggulangan bencana merupakan prioritas tinggi pada peningkatan kesiapsiagaan masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk mempertajam peran masing- masing agar saat ada kejadian semuanya mengetahui persis apa- apa yang akan dilakukan," terang Kapolres Dolly.

AKBP Dolly menambahkan, personil yang dilibatkan terdiri dari berbagai unsur baik Polri, TNI, BPBD, Tagana, Dinkes, Dinsos, Dishub, PMI, dan juga Satpol PP.

Evakuasi korban bencana banjir. (Rom/Rembangcyber)
Dalam simulasi tersebut, diasumsikan terjadi banjir bandang di Desa Sudo, Kecamatan Sulang. Akibatnya rumah penduduk terendam banjir. Beberapa warga terseret air hingga ada yang meninggal dunia.

Oleh petugas, korban banjir diarahkan menuju tempat pengungsian. Korban yang terseret air dievakuasi menggunakan perahu karet. Korban luka mendapatkan penanganan medis. Sedangkan korban meninggal dunia, setelah dievakuasi dilakukan diidentifikasi oleh aparat Polres Rembang.

Dari simulasi yang yang dilakukan diharapkan semua pihak dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi masing-masing ketika terjadi bencana alam sungguhan.

Bupati Rembang H Abdul Hafidz mengatakan Kabupaten Rembang sendiri merupakan daerah yang memiliki potensi kerawanan seperti longsor, banjir, abrasi dan angin puting beliung.

“Dari 14 kecamatan, 9 kecamatan diantaranya ada gunung. Jadi kerawanan longsor perlu diantisipasi. Kemudian laut kita panjangnya 63 kilometer, rawan abrasi. Bencana kan nggak bisa diprediksi. Tapi semoga ya nggak ada bencana," pungkas Hafidz. (AM).

Kirim Komentar: