Sejak pandemi melanda, Arifin mengaku kebanjiran order baik layanan servis maupun perbaikan sepeda.

REMBANGCYBER. NET, SULANG - Pandemi Covid-19 berdampak pada tingginya minat masyarakat untuk bersepeda demi menjaga kebugaran dan menjaga imunitas tubuh. Hal ini, membawa berkah tersendiri bagi  bengkel sepeda di Kabupaten Rembang.

Salah satu dari sekian banyak bengkel sepeda yang kecipratan berkah pandemi Covid-19 adalah bengkel sepeda milik Arifin yang buka praktek di Jalan Rembang-Blora, KM 13 Rembang, tepatnya di Desa Kemadu Kecamatan Sulang.

Sejak pandemi melanda, Arifin mengaku kebanjiran order baik layanan servis maupun perbaikan sepeda.

Dikatakannya, pada hari biasa, dirinya biasa menerima jasa servis dan perbaikan dari para pelanggan. Namun, empat bulan terakhir, bengkel sepedanya kebanjiran order.

Tak hanya langganan tetapnya, tapi juga dari penghobi baru yang bergelut dengan dunia gowes ketika tren bersepeda mulai mewabah seiring pandemi Covid-19.

"Alhamdulillah banyak yang ke sini. Jadi ya ramai terus," ucapnya.

Arifin yang menggeluti dunia bengkel sepeda secara turun temurun mengaku tren sepeda saat ini memang sangat berdampak  pada usaha yang digelutinya.
Pada hari biasa, dia hanya memperbaiki sepuluhan sepeda, namun saat pandemi seperti ini, mengalami lonjakan hingga duaratus persen.

Hal itu membuatnya kewalahan, sehingga tak dapat langsung bisa menangani kerusakan sekali jadi. Dengan terpaksa sepeda harus opname beberapa hari tergantung kerusakannya.

"Banyak yang datang, jadi gak bisa sekali jadi. Yang ringan bisa langsung kita kerjakan, tapi kalau berat ya harus opname atau ditinggal," Imbuhnya.

Arifin  menambahkan, saat job ramai dia justru mengaku kesulitan mendapatkan onderdil atau sukucadang. Dia sendiri tak tahu penyebab pastinya, namun sejak bersepeda menjadi tren, dia kesulitan mendapatkan onderdil di toko langganannya.

"Alasannya, stok minim dan mau dijual sendiri. Jadi ya pontang-panting," imbuhnya.

Arifin menggeluti bisnis bengkel sepeda sudah lebih dari 10 tahun. Keahliannya memperbaiki sepeda diwarisinya dari sang ayah.
Ketika sang ayah dipanggil sang kholik, Arifin meneruskan usaha bengkel sepeda yang dirintis ayahnya.

Soal fenomena tren bersepeda,  Arifin mengaku sangat bersyukur. Sebab, pengguna jasa bengkelnya bertambah banyak sehingga omzet yang didapat juga semakin meningkat.
Untuk besaran tarif, dia mengaku tidak mematoknya, melainkan disesuaikan dengan kerusakan.

"Biaya tergantung kerusakan. Jadi kalau harga  kita sesuaikan tingkat kesulitannya," tegasnya.
Meski pandemi Covod-19 membawa berkah bagi bengkelnya, Arifin sendiri berharap pandemi segera berlalu sehingga kehidupan masyarakat kembali normal.

Arifin optimis bengkelnya akan tetap ramai meski pandemi berakhir, lantaran minat masyarakat bersepeda saat ini sudah sangat mewabah.

"Semoga Corona segera berlalu. Yang penting kita berolahraga sehingga sehat," pungkasnya. (Rom)

Kirim Komentar: