Boyolali (Soloraya Cyber) – Upaya meningkatkan produksi kedelai lokal terus digalakkan. Salah satu sentra kedelai lokal, yakni Kecamatan Sambi, memperoleh bantuan benih, pupuk, hingga obat-obatan dari pemerintah. Khusus untuk Desa Tempursari, bakal memperoleh bantuan untuk 120 hektar.
“Untuk masa tanam (MT) II ini sudah direalisasikan untuk 20 hektar, direncanakan untuk MT selanjutnya dapat 100 hektar,” kata Marsini, Kasubag TU Pertanian Kecamatan Sambi di sela-sela pemupukan bersama melibatkan jajaran Koramil setempat, Senin (27/4/2015).
Dijelaskan Marsini, komoditas kedelai di wilayah Sambi termasuk daerah unggulan. Kendati beberapa musim panen sebelumnya pengembangan komoditas ini sempat tidak maksimal. Namun sejak musim panen tahun ini, hasil panen petani cukup melimpah, panen kedelai di wilayah Sambi, khususnya Tempursari mencapai rata-rata 2,5 ton/hektar.
“Tahun ini dengan keterlibatan banyak pihak, harapan kami hasil panen jauh lebih bagus,” katanya.
Tidak optimalnya pengembangan komoditi kedelai ini, kata Marsini, dikarenakan wilayah Tempursari merupakan daerah tadah hujan. Di sisi lain, melihat perkembangan tanaman saat ini, pihaknya optimis hasil panen akan lebih baik. Apalagi menurut dia tidak ada serangan hama yang cukup berarti.
Dalam kesempatan itu, jajaran Koramil setempat dipimpin Kapten Inf. Jono menyatakan dukungan penuh dan mendorong kegiatan pertanian, khususnya padi, jagung, dan kedelai (Pajale). Hal ini sesuai dengan instruksi pimpinan yang sudah menjalin MoU serta perintah presiden untuk swadaya pangan tahun 2017.
“Tugas kami mendukung kegiatan petani dengan koordinasi bersama UPT pertanian setempat,” kata Jono.
Dijelaskan, ujung tombak pendampingan petani ada di setiap Babinsa di masing-masing desa. Namun jika ada kegiatan yang membutuhkan, menurut Danramil, personel Koramil siap digerakkan untuk mendukung keberhasilan pertanian.
Terpisah, Kepala Desa Tempursari, Panut menyatakan apresiasinya atas bantuan benih, pupuk, hingga obat-obatan kepada petani Tempursari. Menurut Panut, bantuan tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktifitas kedelai di Tempursari.
“Desa kami tingkat produktifitas kedelainya cukup tinggi,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Boyolali, Bambang Purwadi mengakui, produksi kedelai di Boyolali masih minim, berkisar 4.000 – 5.500 ton/ tahun. Pengembangan kedelai sebagian besar di kawasan Boyolali bagian utara. Antara lain, wilayah Kecamatan Juwangi dan Kemusu yang memanfaatkan sebagian tanah milik Perhutani. Juga kawasan ladang tadah hujan di Wonosegoro, Nogosari, Sambi dan Simo.
“Untuk masa tanam (MT) II ini sudah direalisasikan untuk 20 hektar, direncanakan untuk MT selanjutnya dapat 100 hektar,” kata Marsini, Kasubag TU Pertanian Kecamatan Sambi di sela-sela pemupukan bersama melibatkan jajaran Koramil setempat, Senin (27/4/2015).
Dijelaskan Marsini, komoditas kedelai di wilayah Sambi termasuk daerah unggulan. Kendati beberapa musim panen sebelumnya pengembangan komoditas ini sempat tidak maksimal. Namun sejak musim panen tahun ini, hasil panen petani cukup melimpah, panen kedelai di wilayah Sambi, khususnya Tempursari mencapai rata-rata 2,5 ton/hektar.
“Tahun ini dengan keterlibatan banyak pihak, harapan kami hasil panen jauh lebih bagus,” katanya.
Tidak optimalnya pengembangan komoditi kedelai ini, kata Marsini, dikarenakan wilayah Tempursari merupakan daerah tadah hujan. Di sisi lain, melihat perkembangan tanaman saat ini, pihaknya optimis hasil panen akan lebih baik. Apalagi menurut dia tidak ada serangan hama yang cukup berarti.
Dalam kesempatan itu, jajaran Koramil setempat dipimpin Kapten Inf. Jono menyatakan dukungan penuh dan mendorong kegiatan pertanian, khususnya padi, jagung, dan kedelai (Pajale). Hal ini sesuai dengan instruksi pimpinan yang sudah menjalin MoU serta perintah presiden untuk swadaya pangan tahun 2017.
“Tugas kami mendukung kegiatan petani dengan koordinasi bersama UPT pertanian setempat,” kata Jono.
Dijelaskan, ujung tombak pendampingan petani ada di setiap Babinsa di masing-masing desa. Namun jika ada kegiatan yang membutuhkan, menurut Danramil, personel Koramil siap digerakkan untuk mendukung keberhasilan pertanian.
Terpisah, Kepala Desa Tempursari, Panut menyatakan apresiasinya atas bantuan benih, pupuk, hingga obat-obatan kepada petani Tempursari. Menurut Panut, bantuan tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktifitas kedelai di Tempursari.
“Desa kami tingkat produktifitas kedelainya cukup tinggi,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Boyolali, Bambang Purwadi mengakui, produksi kedelai di Boyolali masih minim, berkisar 4.000 – 5.500 ton/ tahun. Pengembangan kedelai sebagian besar di kawasan Boyolali bagian utara. Antara lain, wilayah Kecamatan Juwangi dan Kemusu yang memanfaatkan sebagian tanah milik Perhutani. Juga kawasan ladang tadah hujan di Wonosegoro, Nogosari, Sambi dan Simo.
Kirim Komentar: